Sementara pada beberapa negara termasuk Ukraina, menurut Giwo para wanitanya masih terus memperjuangkan hal ini.
“Seperti di Ukraina, para perempuannya banyak yang terpuruk karena revolusi, kebijakan politik masih terus berubah-ubah. Masyarakatnya masih belum paham dengan apa itu perspektif kesetaraan gender,” ungkap Giwo, disela-sela acara Halal Bi Halal bersama ratusan wanita anggota berbagai organisasi wanita yang berada di bawah federasi Kowani, awal pekan lalu.
Dengan kenyataan ini, salah satu agenda sidang umum kemarin Dewan Perempuan Internasional adalah membahas atau mengadopsi resolusi hasil sidang umum ke-35 dari Dewan Perempuan Internasional yang berada di bawah naungan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Para Delegasi Eropa dari organisasi ECICW diingatkan bahwa, terlepas dari siksaan yang diciptakan oleh perang dan revolusi, perempuan harus bertahan hidup, untuk diorganisir untuk memperbaiki kerusakan yang dapat diciptakan oleh konflik, dan demi kebaikan masyarakat dan keluarga
Giwo Rubianto, Vice President ICW
Giwo juga terlibat dalam memberikan sejumlah masukan agar organisasi wanita Ukraina (kowani nya Ukraina) termotivasi guna mendorong parlemen mengatur hak-hak perempuan dan anak melalui perundang-undangan.
Selesaikan Program Kowani Sampai Akhir Tahun 2019
Tanpa terasa organisasi Kowani sudah hampir 5 tahun dibawah kepemimpinan Giwo. Bahkan pada 17 Juli mendatang organisasi yang membawahi 96 organisasi kewanitaan di Indonesia ini telah bersiap menjalankan pra kongres.
“Usai Ramadan dan idul fitri ini agenda kerja Kowani kembali normal. Sampai akhir 2019 ini masih melanjutkan program yang berkaitan dengan bidang ekonomi, social, kesejahteraan keluarga. Salah satu contoh melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) . Dalam waktu dekat kami juga akan menggelar pelatihan- pelatihan untuk penangganan pertama terhadap kecelakaan dalam kehidupan sehari-hari ,” jelas Giwo.
Dikatakan Giwo pelatihan ini penting diberikan pada masyarakat mengingat semakin tingginya peningkatan penyakit tidak menular .
“Saat ini masih banyak orang yang tidak tahu bagaimana memberi pertolongan pertama pada anggota keluarga yang terkena serangan stroke, anfal jantung atau penyakit tidak menular lainnya. Oleh karena itulah mengapa Kowani melihat bahwa pelatihan-pelatihan ini penting diberikan,” tutup Giwo.
sumber: happylief
Last modified on Senin, 12 Agustus 2019